Home TSAQAFAH SEMAKIN BERMANFA’AT SEMAKIN BERPAHALA

SEMAKIN BERMANFA’AT SEMAKIN BERPAHALA

72

SEMAKIN BERMANFA’AT SEMAKIN BERPAHALA

Secara umum amal ibadah dibagi menjadi dua katagori, yaitu amalan ibadah qashir (perorangan) dan muta’addi. Amalan qashir adalah suatu amalan ibadah yang manfaatnya hanya untuk diri pelakunya saja, seperti berzikir, shalat, i’tikaf, membaca Al-Qur’an, haji, umrah, dan yang lainnya. Sedangkan amalan muta’addi merupakan amalan yang manfa’atnya baik di dunia maupun akhirat tidak hanya untuk diri sendiri, tetapi juga bermanfaat bagi orang lain. Ibadah muta’addi lebih utama dan lebih banyak pahalanya daripada ibadah qashir.

Ibadah mana yang prioritas?

Dari Ibnu ‘Umar, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

أَحَبُّ النَّاسِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ , وَأَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى سُرُورٌ تُدْخِلُهُ عَلَى مُسْلِمٍ , أَوْ تَكَشِفُ عَنْهُ كُرْبَةً , أَوْ تَقْضِي عَنْهُ دَيْنًا , أَوْ تَطْرُدُ عَنْهُ جُوعًا , وَلأَنْ أَمْشِيَ مَعَ أَخِ فِي حَاجَةٍ أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ أَنْ أَعْتَكِفَ فِي هَذَا الْمَسْجِدِ يَعْنِي مَسْجِدَ الْمَدِينَةِ شَهْرًا

“Manusia yang paling dicintai oleh Allah adalah yang paling bermanfaat bagi manusia (lain). Adapun amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah membuat muslim yang lain bahagia, mengangkat kesusahan dari orang lain, membayarkan utangnya, atau menghilangkan rasa laparnya. Sungguh aku berjalan bersama saudaraku yang muslim untuk sebuah keperluan lebih aku cintai daripada beri’tikaf di masjid ini, yakni masjid Nabawi selama sebulan penuh.”

📚 (HR. Thabrani dalam Al-Mu’jam Al-Kabir no. 13280. Syekh Al-Albani mengatakan bahwa hadis ini hasan sebagaimana disebutkan dalam Shahih Al-Jami’ no. 176)

Dari hadits tersebut, ibadah yang membawa manfa’at bagi orang lain lebih didahulukan (lebih utama) daripada ibadah i’tikaf yang hanya bermanfaat bagi diri sendiri. Hal ini selama kedua amalan tersebut sama-sama ibadah sunah.

Nabi shallallahu ‘alaihi wassallam dalam banyak hadits juga memberitahukan kepada kita mengenai siapa sebaik-baik manusia dan selalu menggandengkannya dengan kebermanfaatannya bagi orang lain.

Pertama, perihal utang

خَيْرُكُمْ أَحْسَنُكُمْ قَضَاءً

“Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik dalam membayar utang.”

📚 (HR. Bukhari dan Muslim)

Kedua, belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya

خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ

“Sebaik-baik kalian adalah yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya.”

📚 (HR. Bukhari)

Ketiga, menjadi suami yang paling baik terhadap keluarganya

خَيْرُكُمْ خَيْرُكُمْ لأَهْلِهِ وَأَنَا خَيْرُكُمْ لأَهْلِى.

“Sebaik-baik kalian adalah (suami) yang paling baik terhadap keluarganya dan aku adalah yang paling baik terhadap keluargaku.”

📚 (HR. Tirmidzi dan disahihkan oleh Al-Albani di dalam Ash-Shahihah no. 285)

Kempat, yang paling baik akhlaknya dan menuntut ilmu

خَيْرُكُمْ إِسْلاَماً أَحَاسِنُكُمْ أَخْلاَقاً إِذَا فَقِهُوا

“Sebaik-baik Islamnya kalian adalah yang paling baik akhlak jika mereka menuntut ilmu.”

📚 (HR. Ahmad dan disahihkan oleh Al-Albani di dalam Shahihul Jami’ no. 3312)

Kelima, yang memberikan makanan

خَيْرُكُمْ مَنْ أَطْعَمَ الطَّعَامَ

“Sebaik-baik kalian adalah yang memberikan makanan.”

📚 (HR Ahmad dan dihasankan oleh Al-Albani di dalam Shahihul Jami’ no. 3318)

Keenam, yang paling bermanfaat bagi manusia

خَيْرُ النَّاسِ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ

“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia.”

📚 (HR. Ahmad, lihat Shahihul Jami’ no. 3289).

Umat terbaik: umat yang paling memberi manfaat

Umat Islam disebut oleh Allah Ta’ala sebagai umat yang terbaik karena adanya ibadah amar makruf nahi munkar (saling mengajak kepada kebaikan dan melarang dari perbuatan keburukan).

Allah Ta’ala berfirman,

كُنتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِٱلْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ ٱلْمُنكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِٱللَّهِ ۗ

“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah…”

📖 (QS. Ali Imran: 110)

Bahkan, selain manusia, para hewan pun juga merasakan manfa’at dari amal amar makruf nahi munkar. Nabi shallallahu ‘alaihi wassallam bersabda,

وَإِنَّ الْمَلَائِكَةَ لَتَضَعُ أَجْنِحَتَهَا رِضًا لِطَالِبِ الْعِلْمِ، وَإِنَّ الْعَالِمَ لَيَسْتَغْفِرُ لَهُ مَنْ فِي السَّمَوَاتِ، وَمَنْ فِي الْأَرْضِ، وَالْحِيتَانُ فِي جَوْفِ الْمَاءِ

“Sungguh, para malaikat merendahkan sayapnya sebagai keridaan kepada penuntut ilmu (alim ulama). Dan sungguh, orang yang berilmu akan dimohonkan ampunan oleh penduduk langit dan bumi, bahkan hingga ikan yang ada di dasar laut.”

📚 (HR. Abu Daud, Tirmidzi, dan Ibnu Majah).

Dapat kita pahami dari hadits tersebut bahwa jika semakin banyak orang yang berilmu, maka semakin tersebar pula amar makruf nahi munkar sehingga Allah akan menghindarkan dari azab-Nya. Karena bila azab Allah turun, maka yang terkena dampaknya bukan hanya manusia tetapi juga hewan. Oleh karenanya, hewan memohonkan ampun kepada Allah atas orang-orang yang berilmu.

Sebaik-baik perkataan yang membawa manfaat

Allah Ta’ala berfirman,

وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلًا مِّمَّن دَعَآ إِلَى ٱللَّهِ وَعَمِلَ صَٰلِحًا وَقَالَ إِنَّنِى مِنَ ٱلْمُسْلِمِينَ

“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru (berdakwah) kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata, ‘Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri?’”

📖 (QS. Fussilat: 33)

Ayat di atas menerangkan bahwa tiada yang lebih baik perkataannya daripada seseorang yang memberikan manfaat dengan mengajak kepada tauhid (mengesakan Allah) dan memurnikan ibadah hanya kepada-Nya semata.

Semoga yang sedikit ini bermanfaat untuk memaksimalkan pahala ibadah yang kita lakukan.

Wallahu a’lam..

Penulis: Arif Muhammad Nurwijaya, S.Pd.